Dua Kisah Sahabat, Steinbeck
Meminjam pertanyaan dari Carlson (salah seorang tokoh dalam buku Of Mice and Men) “Apa sih masalah kedua orang itu?” Buku singkat da...
Meminjam
pertanyaan dari Carlson (salah seorang tokoh dalam buku Of Mice and Men) “Apa
sih masalah kedua orang itu?” Buku singkat dari Steinbeck yang bercerita tentang
George dan Lennie yang menjalani hari-hari mereka dalam berbagai kondisi.
Namun, kondisi mereka berdua akan membawa pembaca untuk ikut merasakan sesuatu
yang ganjil. Cerita yang akan diakhiri dengan tragedi persahabatan yang menarik
untuk dikembangkan. Terbagi dalam enam bagian buku ini, cerita dimulai dengan
deskripsi kuat dari seorang Steinbeck. Suasana alam, kondisi sekitar, dan
perasaan dari mereka berdua. Pertanyaan
dari Carlson adalah penutup cerita yang akan membuat pembaca untuk ikut
bertanya–tanya pula.
Ada
mimpi yang terus menggerakkan mereka berdua. Mimpi orang-orang malang yang
berharap menemukan kehidupan yang lebih baik. Ditambahkan dengan kondisi Lennie
yang mengalami masalah psikologis, meski memiliki tubuh besar tapi pikirannya
seperti anak kecil. Dengan kesabaran yang dimiliki George, ia mencoba terus
menjalani hari bersama Lennie. Di peternakan, mereka hidup bersama hingga suatu
hari Istri Curley harus menjadi mimpi buruk bagi Lennie dan pada akhirnya
berdampak pada pertemanannya bersama George.
Selain
itu, Steinbeck tengah menggambarkan kondisi suatu lingkungan yang menurutnya
penting dan jarang tersentuh pada masa itu. Kondisi sosial masyarakat
digambarkan dengan baik. Dari novel ini, begitu kuat gambaran batin seorang
George yang harus berempati pada Lennie. Selalu ada Lennie di kepala George dan ia
merasa bertanggung jawab atas Lennie. Dalam novel ini pula, isu perbedaan
sosial digambarkan. Gambaran tentang nasib orang kulit hitam dan putih, status
sosial antara tuan dan para pekerja, hingga keberhasilan Steinbeck untuk
menggambarkan cacat fisik dan psikis dalam novel ini. Buku ini juga menjadi
buku wajib dari Anti-Bullying Alliance di
London, bersama beberapa buku seperti
To Kill a Mockingbird karya Harper Lee dan buku non-fiksi My Story dari Rosa
Parks.
Pramoedya
Ananta Toer menerjemahkan beberapa penulis asing, salah satunya John Steinbeck.
Pram sendiri, pernah menerjemahkan buku ini dan diterbitkan Lentera Dipantara pada
tahun 2003 dengan judul Tikus dan Manusia. Di tengah usaha untuk belajar
menjadi seorang penulis yang baik, saya berusaha untuk mengikuti langkah yang
dilakukan Pram (dan beberapa orang yang berhasil menjadi penulis).
Saya masih
mencoba menerjemahkan beberapa novel singkat, salah satunya dari John Steinbeck
yang berjudul “Of Mice and Men” namun kemarin saya membaca buku itu setelah
diterbitkan Gramedia dengan sampul yang keren. Sekaligus kembali melihat usaha
menerjemahkan saya yang masih berantakan. Terjemahan yang belum selesai namun
sebenarnya menyenangkan untuk dilanjutkan. Saya juga berharap, akan lebih
banyak lagi karya-karya penting yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Dan
dengan begitu, para pembaca akan menemukan sesuatu yang menarik dan berbeda.
Saya
sendiri berharap suatu saat bisa menjadi penerjemah yang baik, semoga.
Post a Comment: